Soroti Pendapatan Jasa Perbankan 3,4 T, Misbakhun: Semua Bisa Belajar pada LMAN

18-02-2025 / KOMISI XI
Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun, saat memimpin RDP Komisi XI DPR RI kepada Direktur Utama LMAN Basuki Purwadi di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Senin (17/2/2025). Foto: Azka/vel

PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun mempertanyakan pendapatan jasa perbankan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) pada 2024 yang mencapai Rp 3,4 triliun. Pasalnya kata Misbakhun, pendapatan jasa perbankan LMAN ini meningkatkan tinggi dari target yang hanya Rp 1,1 triliun.

 

"Pak saya mau tanya pak, ini pendapatan jasa perbankan itu beternak uang dari mana pak? Kok bisa naik 291%?" katanya dalam RDP Komisi XI DPR RI kepada Direktur Utama LMAN Basuki Purwadi di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Senin (17/2/2025).

 

Misbakhun bertanya lagi terkait dalam bentuk apa dana tersebut bisa meningkat secara drastis. Ia menyampaikan jika seseorang melihat kenaikan drastis dana tersebut, maka semua orang akan belajar kepada LMAN agar dana yang ada bisa meningkat.

 

"Seperti apa pak? Karena saya nggak tau bapak menginvestasikan apa, selisih apa sehingga dapat uang begitu banyak? Karena kan kita harus tau pokoknya berapa. Saya khawatirnya begini pak. Orang kalo melihat target Rp 1,1 triliun dan dapatnya Rp 1,3 triliun. Ini semua orang belajar ke bapak. Menjadikan ini belajar ke mana lagi kalau tidak ke Pak Basuki Purwadi," katanya.

 

Direktur Utama LMAN, Basuki Purwadi menjelaskan, kenaikan drastis ini dikarenakan adanya saldo dana yang besar di LMAN dan sumber dana dari Proyek Strategis Nasional (PSN) ditempatkan di bank-bank Himbara (Himpunan Bank Milik Negara). Dari penyimpanan tersebut mendapatkan suku bunga yang tinggi.

 

"Jadi kita ini menggunakan bank-bank Himbara Pak, jadi hanya Bank Himbara, karena ini uang dari Proyek Strategis Nasional (PSN) pak, dan alhamdulillah tahun lalu kita mendapatkan bunga yang cukup tinggi," katanya.

 

Basuki pun memaparkan bahwa pihaknya mempunyai saldo yang disimpan di bank Rp 17 triliun dan ada dana PSN yang diberikan kepada LMAN yang belum disalurkan. Dari dana PSN yang belum tersalurkan tersebut dan kemudian disimpan di bank Himbara.

 

"Jadi kenapa menghasilkan Rp 3 sekian triliun dari jasa perbankan, (karena) total kelolaan kita 55 aset, tapi itu kebanyakan adalah alokasi dana PSN yang belum tersalurkan. Jadi ini bisa dipahami Kalau kita lihat saldonya tinggi di mana saldo tahun 2024 dengan asumsi tingkat suku bunga nanti juga masih tinggi insya Allah akan lebih tinggi lagi," tambahnya.

 

Sementara itu, Basuki menyampaikan, LMAN mengumpulkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp 4,48 triliun pada 2024. Capaian PNPB ini meningkat 225,64% dari target Rp 1,9 triliun.

 

"Alhamdulillah di tahun 2024, capaian pnbp kita adalah yang tertinggi selama LMAN berdiri, yaitu Rp 4,48 triliun," katanya.

 

Basuki menyampaikan realiasi PNBP tersebut didapatkan dari pendapatan pengelolaan BMN sebesar Rp 1,049 triliun, pengelolaan jasa advisory Rp 2,2 miliar, pendapatan jasa perbankan Rp 3,4 triliun, dan pendapatan lain-lain Rp 2 miliar. (we/aha)

BERITA TERKAIT
Ekonomi Global Tak Menentu, Muhidin Optimistis Indonesia Kuat
15-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global yang utamanya dipicu konflik di berbagai belahan dunia,...
BI Harus Gencar Sosialisasi Payment ID Demi Hindari Misinformasi Publik
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Balikpapan — Peluncuran Payment ID sebagai identitas tunggal transaksi digital terus disorot. Meskipun batal diluncurkan pada 17 Agustus 2025...
Komisi XI Minta BI Lakukan Sosialisasi Masif Penggunaan ID Payment
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Batam-Komisi XI DPR RI menyoroti isu Payment ID yang belakangan menuai polemik di tengah masyarakat. Polemik tersebut terjadi lantaran...
PPATK Jangan Asal Blokir Rekening Masyarakat
13-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Pemblokiran puluhan juta rekening oleh Pusat Pelaporan Analisis Transaksi dan Keuangan (PPATK) menimbulkan polemik. Diberitakan di berbagai...